Senin, 31 Januari 2011

Saatnya Rakyat Dibela

Rakyat kita ada dua. Pertama, yang bisa mengurus diri, termasuk kesehatannya. Kedua, rakyat yang baru berobat kalau punya duit. Jumlah kelompok kedua lebih dari empat perlima penduduk, perlu dibela karena rentan jatuh sakit.
Bukan obat, tetapi...
Konsep pembangunan kesehatan kita belum berubah. Paradigmanya preventif-promotif. Jika pasien puskesmas terus bertambah, artinya preventif-promotif belum jitu. Hal itu karena kerja puskesmas baru dinilai berhasil jika dokter berkunjung dari pintu ke pintu, rutin ikut rapat mingguan dengan pamong, bekerja sama lintas sektoral, aktif menyuluh, dan cakupan imunisasi terus menjaring lebih luas.
Puskesmas juga terbilang berhasil bila yang datang untuk menimbang bayi bertambah, kunjungan poliklinik menurun, air bersih tersedia, selokan dan jamban keluarga dibudidayakan. Dari sinilah sebaiknya niat revitalisasi puskesmas berawal.
Tercapainya target MDGs banyak bergantung sehatnya sikap puskesmas terhadap ibu dan anak. Target MDGs bisa tercapai bila kematian bayi dan ibu hamil bisa ditekan. Untuk itu, rakyat perlu mendapat air bersih, kebersihan perorangan dan sanitasi meningkat, selebihnya mendongkrak pendidikan ibu.
Tidak semua ibu siap menjadi ibu. Derajat kesehatan keluarga ditentukan pendidikan ibu. Pendidikan ibu menentukan keberhasilan perbaikan angka kematian bayi, ibu hamil, dan melahirkan. Intervensi pemberdayaan ibu sejatinya menjadi prioritas. Safe motherhood, salah satunya.
Bagi empat perlima rakyat, menyuluh kesehatan laik dijadikan bagian pelaksanaan konsep primary health care (PHC). Apa pun bentuk layanan PHC, asasnya dari, oleh, dan untuk rakyat. Kita pernah mengerjakannya dalam bentuk pembangunan kesehatan masyarakat desa, selain posyandu, dana sehat, dan sejenisnya, yang kini terlupakan.
Orientasi kesehatan
Sektor kesehatan tidak mungkin melangkah sendiri. Dalam pelaksanaan PHC, perlu terjalin kerja sama lintas sektoral yang dulu pernah dikerjakan. Selain itu, apa pun sektornya perlu sepakat, pembangunan sektor apa pun wajib berorientasi kesehatan. Kesepakatan itu bisa meringankan sektor kesehatan.
Membangun jalan raya, jembatan, infrastruktur, pariwisata, transmigrasi, transportasi, dan lainnya wajib memperhitungkan aspek kesehatan sejak perencanaan. Sektor kesehatan butuh bantuan sektor pekerjaan umum untuk membangun penyediaan air bersih, butuh sektor pertanian dan kelautan guna meningkatkan gizi keluarga, butuh sektor dalam negeri guna menggiatkan partisipasi masyarakat, sektor komunikasi untuk menyuluh rakyat agar pintar sehat.
Di lapangan, sumber mata air kita berlimpah, tetapi masyarakat sekitar kekurangan air bersih. Hanya bila puskesmas mau berpikir bagaimana membangun instalasi (teknologi tepat guna dengan pekerjaan umum) sehingga sumber air bisa dimanfaatkan rakyat.
Hal lain, tak semua kasus kekurangan gizi karena kepapaan. Banyak pula karena ketidakberdayaan dan ketidaktahuan. Maka perlu dijalin lintas sektoral dengan pertanian, mengajak rakyat bercocok tanam hidroponik di pekarangan sempit, budidaya belut di gentong, meningkatkan gizi keluarga secara sederhana.

Promotor kesehatan
Selain itu, sektor kelautan, mengolah ”bubuk ikan” bagi rakyat pegunungan yang kurang protein hewani. Rakyat pesisir yang kecukupan ikan butuh bimbingan bercocok tanam hidroponik untuk memenuhi kecukupan sayur dan bebuahan.
Agar bisa bergerak, rakyat perlu dibimbing. Maka diperlukan penggerak. Dulu dikenal ”promokesa” atau promotor kesehatan desa. Kader kesehatan dari masyarakat ini menjadi penyambung tangan puskesmas dengan rakyat. Promokesa lebih akrab dengan masyarakat sekaligus mudah memotivasi segala bentuk kegiatan yang menyehatkan rakyat, termasuk agar rakyat mampu membatalkan jatuh sakitnya.
Karena itu, tak tepat jika pembangunan kesehatan lebih mengalokasikan belanja obat ketimbang memberdayakan rakyat agar mampu membatalkan jatuh sakit. Saatnya fokus pembangunan kesehatan tidak menunggu rakyat telanjur sakit, tetapi menjadikan mereka sehat sejak awal.
Sudah lama mayoritas rakyat kita terlunta karena sering sakit yang sebetulnya tidak perlu. Belum tentu mereka mampu berobat saban kali sakit. Membantunya terus memberi obat murah dan rumah sakit gratis yang memerlukan anggaran besar dan kita belum memungkinkan untuk memilih itu.
Kini harus dilakukan, membangun rakyat agar tidak sakit sejak hulu. Ongkos untuk itu lebih murah karena kegiatan menyuluh, menjalin kerja sama lintas sektoral, membangun kader kesehatan, dan kesepakatan semua sektor membangun berorientasi kesehatan tidak lebih boros dari belanja obat dan rumah sakit gratis.

Hujan membasahi bumi blambangan…tentunya ada hikmah di balik itu…

Hujan yang turun di bumi ini. Ada yang senang, dan ada juga yang sedih. Lho..?? Koq klo turun hujan malah sedih. Bukannya hujan merupakan rahmat dari ALLAH swt.
Pertama, klo lagi jemur baju yg udah dicuci, terus hujan turun and kita blom sempet masukkin tuh baju apalagi bajunya itu udah mau kering…yah sedih jg degh…udah mau kering tp ngga sempet dilindungi tuh baju and kehujanan, yah nungguin kering lagi degh…(pengalaman anak kost2an…hahaha…) Yah mungkin itu juga salah kita juga kenapa ngga sempet dimasukkin ke dalam rumah tuh baju, kenapa masih nangkring di jemuran..Tp yg namanya manusia, wajar aja klo lupa ya…tp jgn sampe kebiasaan lho..bisa gawat..ntar malah kita lupa sama nama sendiri..haha…=p

Kedua, hujan yang kelamaan pun terkadang bisa menyebabkan banjir. Lho..?? Banjir koq malah nyalahin hujan ya…Khan ada juga karena campur tangan manusia itu sendiri yang menyebabkan banjir seperti buang sampah sembarangan, tidak membuat lahan penyaringan air dengan sempurna seperti banyaknya pohon2 yang ditebang, dll. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya :
“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanandimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)
Karena perbuatan tangan-tangan manusialah, bencana alam yang seharusnya bisa dihindari ternyata malah menimpa manusia itu sendiri. Itu merupakan peringatan dari Allah kepada manusia yang telah menyia-nyiakan dan menyalahgunakan segala sumber daya alam yang telah disediakan untuk kita.
Terlepas dari itu semua, hujan merupakan rahmat bagi hamba-Nya yang selalu beryukur. Walaupun hujan yang lebat dan mungkin menghalangi kita untuk bepergian (apalagi pas pengen pulang, eh tiba-tiba hujan..=p) kita harus tetap bersyukur dan berdzikir kepada-Nya. Bahkan tumbuhan dan hewan pun selalu berdzikir kepada-Nya. Dengan turunnya hujan, mungkin saja tumbuhan dan hewan pada senang karena mendapat asupan air dari Sang Pencipta.
Hujan pun telah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang sangat berperan penting di dalam kehidupan manusia. Bisa sebagai paru-paru kota, penyaring air, tempat berteduh dari teriknya matahari, bahkan bisa sebagai pelengkap sajian pada saat jam makan sebagai lalapan.
Selain itu, tumbuhan pun bisa menghasilkan buah-buahan yang tentunya kita pun bisa menyantapnya.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah , padahal kamu mengetahui” (QS Al Baqoroh : 22)
Karena itulah hujan pun harus tetap kita syukuri, karena banyak sekali rahmat dan rezeki yang diberikan Allah melalui hujan. Walaupun hujan deras datang menghampiri, kita harus tetap menyambutnya dengan penuh rasa syukur hanya kepada-Nya. Tentunya ada hikmah yang bisa diambil jikalau kita merasa “resah” terhadap hujan tersebut.

Sabtu, 29 Januari 2011

SAPA SANG MALAM

Wahai Pecandu sujud... Berlehalah pada udara pengabdian... Kemudian terlena pada detik-detik penghambaan... Ia memabukkanmu pada sebuah Cinta... Dan menerbangkanmu ke rengkuh kasih Sang Kekasih... Khawatirmu, dihilangkan... IA pula Menenangkan... Kau datang dengan tanya... Dan pergi tanpa hampa... Sebuah jawaban penyejuk... Dalam sebuah sujud... Dan tiada lagi ragu... Dan resah di hatiku...

Wahai kelana dunia... Tempalah raga pada 1/3 sunyi... Dengan mencabut darinya sebuah lelap... Dan merampas selembar kantuknya... Lalu paksakan jasad itu mendemonstrasikan cinta... Menampilkan atraksi rasa... Pada sebuah pERsinggahan rindu... Namun jangan biar raga bersendiri... Dalam persembahannya... Sandingkan ia dng hati dan jiwa... Pada sebuah pelaminan hamba...

Bersama tarian sang hujan... Siapakah Fulan... Yang dibangunkan, kemudian tahajud? Siapakah Fulana, yang merendah mengharap hikmah dlm sujud? Fulan dan Fulana... Malam ini ada cinta di hati mereka... Terjalin pd sbuah titik rasa... Cita bsar pd asa... Rindu syahdu dlm do'a... Fulan dan Fulana... Sdang jatuh cinta... Pada Sang Mahasegala... RabbanĂ£... Aku juga ingin jatuh CINTA...

Sang gelap mengheningkan cipta... Dan kaca bening pecah berderai... Kesyahduan sunyi memaksa insani memerah rasa... Tak ingin jatuh pada kecewa... Melewati masa sepi tanpa arti... Sedangkan telah ditaburkan sejuta cinta pada lekuk-lekuk malam... Dan engkaulah pejuang... Segera kumpulkan cinta... Sebanyak kau bisa...

Duhai para pejuang... Drita bangun adlh pd deraan kantuk... Ia mrayumu untk mundur dan lelap... Malas adlh onak duri... Yang menghalangimu... Untuk mnyerah dan lemah... Musuh jiwa adlh syaithan yang nyata... Mgiringmu untuk kalah d tidur yang lena...  mereka hrus kcewa malam ini... Sperti kmrn d esok nanti... Bawa luka2 prangmu... Dibiarkan Sang Maha Pnyembuh Mngobatinya... Dng Basuhan CINTA...


Mengalirkan do'a pada arus hening... Menghanyutkan asa di ombak sunyi... Menderaskan harap pada gelombang sepi... Hentilah di samudra ini... Pada ujung diam di tepi malam... Untuk menyelami samudra penghambaan...


Gelap ini hampir usai... Diputus terang... Senandung dzikir mengiring malam kembali keperaduan... Dan insan beriman... Sebaiknya menguatkan mujahadahnya... Untuk mencuri Perhatian Sang Maha Cinta... Dengan sujud2 menghamba... Agar kembali ke dunia insani... tanpa merugi... Dan DIA selalu menanti... Kita kembali... Menyerah diri...


Wahai Indonesia... Bangkitlah... Malam menyarumu tuk kembali mngukir asa... Akankah kau gores pd gelap... Sejarah indah ttg harapan... Ia mdayu pada kidung-kidung sunyi... Mnguap mnuju langit... Dan trungkap pintunya hnya dng sujud... Sdngkan Palestina... mlawan musuhnya... Dng snjata do'a d peluru tahajud... Maka muntahkan amunisi malam ini... Kita harus bisa... Harapan msh ada...

Jumat, 28 Januari 2011

Hidup... Perlu hati yang besaaaaar...

Terbersit...
Kita hidup... seperti dalam sebuah perjalanan. Yang sangat panjang. Perlu bekal yang sungguh tak main-main dalam perjalanan yang satu ini. Minuman berupa ilmu... Makanan berupa amal... Dan sandang... berupa hati...

Minuman bernama ilmu... bukan hal sepele... seperti halnya minuman pada umumnya... ia menghilangkan dahaga. Mengganti cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melalui rutinitas. Rutinitas, yang bagi sebagian orang, mungkin akan menjemukan... melelahkan... dan seperti sebuah roda, yang tak kan berhenti berputar. Ia harus cukup. sehingga saat dahaga itu datang, kita bisa memanfaatkannya... Perjalanan bernama hidup... di mana kan banyak hal yang mungkin tidak kita kenali dengan baik. Akan ada sekian banyak kejutan, yang tidak pernah kita sangka. Dengan minuman bernama ilmu inilah, setidaknya kita punya sedikit persediaan pengetahuan. Akan seperti apakah perjalanan ini ke depan.

Perjalanan panjang ini... akan menuju sebuah ujung... yang selalu kita inginkan. Dan semua manusia impikan. Yaitu, kebahagiaan... Jika manusia yang hidup... pada waktu-waktu makannya.. selalu sampai pada hal yang disebut kenyang... Maka kenyang itulah... kebahagiaan dalam perjalanan ini... Dan hal yang akan mengenyangkan kita dalam perjalanan ini, adalah amalan... Amal ini akan di olah oleh gigi-gigi pikir kita... dipilah oleh hati kita... dan dikerjakan oleh anggota tubuh kita... Inilah yang menjadikan manusia menemukan kenyang... Yaitu... kebahagiaan...

Dan hati... adalah bekal paling urgen dalam perjalanan ini... kita akan bertemu banyak kendaraan yang menyemburkan genangan air ke pakaian kita. Kita akan melihat banyak sampah di jalanan. Kita akan bertemu banyak hal... baik dan buruk, yang perlu menjadi perhatian bagi kita. Pula dalam perjalanan ini, akan bertemu orang-orang yang tak sebaik harap kita. Tak seindah mau kita. Tak sebagus ingin kita. Dan juga akan banyak batu, yang menjadi sandungan. Lubang yang menganga-kan cobaan. Inilah saatnya, kita buka hati kita. Bekal yang satu ini, mestinya sangat besar. Sehingga cukup menjadi wadah bagi masalah. Hati yang besar... akan menjadikan kita tangguh dalam perjalanan ini.

Inginnya kita... semua berjalan baik-baik saja. Namun, mengaku beriman tanpa melalui ujian... adalah kebohongan besar...

Semoga, kitalah pemilik hati besar dalam perjalanan ini... Sehingga meski sekotor apapun pakaian kita oleh percikan air dari kendaraan yang lewat. Tak kan membutakan pikir kita dengan caci membabi buta. Sesering apapun kita tersandung pada batu-batu yang berserakan. Kita masih bisa tersenyum, tanpa kecewa tiada tara. Amiiin...

Mari sahabat... kita menjalani hidup ini... dengan berbesar hati...

Kamis, 27 Januari 2011

READY....SET....GO!

“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Allah, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, ...”
Pernah mendengar aba-aba seperti judul di atas? Biasanya dalam perlombaan atletik, khususnya dalam cabang lari, entah lari jauh atau bahkan pendek, kata-kata tersebut akan diteriakkan oleh wasit. Setelah itu para olahragawan yang ikut dalam perlombaan tersebut, akan berlomba-lomba untuk mencapai garis finish secepatnya. Akhirnya akan didapati seorang pemenang, yaitu mereka yang mencapai garis finish terlebih dahulu.
Demikian juga dengan kita, kita akan mencapai garis finish (Tujuan Hidup masa depan anda ), melalui banyak persiapan. Tidak hanya sekedar percaya terus kita berleha-leha dan kita masuk dalam kerajaan. Banyak hal yang akan kita lalui,harus ada latihan (latihan dalam menghadapi masalah), harus ada harga yang dibayar (kesetiaan dan ketaatan).
Untuk dapat menyelesaikan tahap akhir dalam perjalanan kita, banyak hal yang Tuhan ingatkan melalui FirmanNya. Tinggal kita sendiri yang harus melakukan bagian kita, apakah kita mendengar ‘aba-aba’ yang Tuhan berikan melalui FirmanNya? Apakah kita siap untuk melakukan FirmanNya?
Ingat, kita melakukan bagian kita. Tidak ada yang semua dilakukan Tuhan dan kita tinggal duduk diam dengan manisnya menanti kedatangan berkahnya Tapi dengan Kita Berusaha dan Berihktiar...
"Fokus, ‘berlatihlah’, dengarkan ‘aba-aba’-Nya, dan lakukan apa yang diinginkanNya, pasti kita berjalan denganNya. Kita tetap akan menjadi pemenang. Kita adalah kepala, bukan ekor."

Bagaimana Menyikapi Hidup

Banyak orang yang bertanya bagaimana menyikapi hidup?
ada yang bilang: “Jalani aja…”
ada yang bilang: “seperti air mengalir, jangan di bendung biar saja mengalir”
“Jangan kau lihat kebelakang… tataplah kedepan”
“Jangan hidup dengan masa lalu… jadikan masa lalumu membuat kau lebih hidup!”
“Jangan Melawan kehendak alam, dengarkan suara hatimu, dan jangan kau tentang nuranimu…”
“Jangan membuat hari-harimu menderita karena pikiranmu”

Semua pesan-pesan diatas, benar adanya.. tetapi semua penuh dengan kata JANGAN….. Jangan ini Jangan itu…. Jangan begini Jangan begitu… Sepintas memang kata-kata yang bijaksana…
Tetapi secara umum, orang yang sedang gundah, tidak senang mendengar kata JANGAN, karena baginya itu adalah larangan. dan siapapun tidak menyukai larangan, walalupun hai itu positif…
Jadi gimana dong?

“Cobalah kita bersama menjalaninya… kamu tidak sendirian, saya pun sedang belajar melangkah dalam kehidupan ini…”
“Hidup ini memang seperti air yang mengalir, biarkanlah ia mengalir ke tempat-tempat yang memerlukannya…”
“Memang setiap manusia memiliki masa lalunya, bahagia dan sedih adalah satu proses yang kita jalani, semua itu dapat menjadikan kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan ini… mari melangkah mantap ke depan sana… langkahkan kakimu… satu dua…tiga…”
“Biarlah kau telah menderita kemarin, marilah isi kebahagiaan bagi masa depan nantinya”
Akhirnya:
Bersikap ramah pada siapapun merupakan kewajiban yang perlu kita jalankan…..
Bersikap luwes pada apapun merupakan sikap yang perlu dikembangkan…
Tetapi tidak menjadi lemah dan lemes dalam menghadapi segala persoalan hidup..
Jalani dan isilah hari-harimu dengan hal-hal positif yang membuatmu tegar….

Rabu, 26 Januari 2011

Ikuti Arah Langkahmu…

Jika tidak tahu kemana melangkah… Jangan ragu2 untuk bertanya.
Banyak sekali mereka yang bisa kita tanya, hanya saja terkadang kita malu bertanya, makanya sesat di jalan deh…
Bila yg ditanya tidak tahu jawabnya yah jangan di paksa…. karena mungkin orang itu tidak tahu jalan juga, hahahhaa… atau terkadang dia juga merasa salah jalan hehehehee…
Lalu bagaimana dong? Melangkahlah sesuai dgn suara hatimu
karena terkadang suara hati kita bisa saja benar.. terus suara hati yang bagaimana dong yang benar? suara hati yang kadang bertentangan dengan keinginanmu, kadang ia tidak mengikuti arus ke’ego’anmu… caranya sebelum melangkah tenangkan diri dulu… dan dengarkan baik2 pertentangan yang ada di dalam dirimu… ikuti ‘pesan’ yang baik saja deh… walalu kadang tidak sesuai dengan keinginanmu..


… Bila suara hatimu menunjukan jalan yg salah…, wow jgn pernah ragu tuk kembali… dan lebih baik kembali dari pada semakin tersesat kau menuju jalan yang tidak jelas…
Dan jangan ragu untuk memulai perjalanan dgn rute yg baru.

Bila kau telah mengerti langkah dan arah perjalananmu, disana baru kau dapat menghargai proses panjang dan pengorbanannya…


segala sesuatu tidak ada yang tidak baik, walau harus berjalan memutar sedikit tetapi aman, selamat sampai tujuan. dari pada jalan motong ternyata di tengah jalan kecelakaan… mana ada yang tahu?

Hargailah setiap proses panjang perjalanan hidupmu… maka disana kau akan temui, bahwa KAU TIDAK BERJALAN SENDIRI….

semua selalu mendukungmu dan berjalan bersamamu.. walau dalam setiap persimpangan kau akan berpisah, tetapi di persimpangan itu pula kau temui teman perjalananmu yang baru… demikian seterusnya…
berjalan lurusss akhirnya pun kembali, seperti colombus yang telah membuktikan bahwa bumi itu BULAT…..


Bila RKI bermanfaat silakan sarankan teman anda untuk bergabung, bila artikel ini sangat berguna silakan share atau bagikan di Wall FB anda.... Semoga RKI bisa menjadi penerang dan media buat kita semua yang haus akan ilmu...

Selasa, 25 Januari 2011

Keluhan SBY Lemahkan Motivasi Bangsa

"Andaikan jarum jam kembali berputar ke belakang, saya adalah orang pertama yang akan berbisik ke SBY supaya ia jangan mengungkapkan hal tersebut di depan publik. Dan, kalau ia kekurangan gaji nanti saya bersama masyarakat banyuwangi yang diam-diam akan membayarnya.
Seorang presiden dan pemimpin mengemban amanat dari rakyat. Rakyat kini bertumpu pada presiden untuk membawa mereka ke masa depan yang lebih cera, memberikan rasa percaya diri bagi kepribadian bangsa dan Negara. Sosok pemimpin harus siap mengorbankan jiwa dan raganya untuk masa depan rakyat tersebut, bukan sebaliknya mengeluh tentang gaji.
Keluhan tersebut melemahkan daya juang rakyat yang sebagian besar gaji mereka amat jauh lebih kecil dari SBY. Keluhan ini tidak perlu terjadi untuk seorang negarawan dan kepemimpin. Apalagi keluhan tersebut disampaikan kepada rakyat yang dipimpinnya.
"Bila presidennya sudah mengeluh, ke mana lagi rakyat harus mengadu. Ini sungguh-sungguh melemahkan motivasi rakyat kecil yang hidupnya serba kekurangan,''
Menurut saya  keluhan tentang gaji pak BeYe sama sekali tidak memberikan nilai edukasi yang berkualitas kepada masyarakat. Kredibilitas pemerintahan semakin rusak di mata rakyat. Stabilitas politik terganggu hanya karena keluhan seorang SBY. Pembangunan bisa-bisa tidak berjalan.
"Masyarakat akan berkata, presiden saja mengeluh, apalagi kita. Daripada pembangunan tidak jalan, lebih baik Nasdem saja yang bayar gaji presiden supaya stabilitas politik tidak terganggu," ujarnya.

Keluhan ini bisa menimbulkan polemik yang berkepanjangan di hati masyarakat melalui media massa. Energi bangsa habis hanya untuk membahas gaji seorang presiden yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dibahas.
Saya Yakin Masyarakat Banyuwangi Tetap Jenggirat Tangi Membangun sendi perekonomian bersama kita pasti bisa.

Senin, 24 Januari 2011

INOVASI KABUPATEN BANYUWANGI DiBIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Dalam rangka mewujudkan pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang lebih baik dan akuntabel dalam program 100 hari Bupati Banyuwangi. Bupati Banyuwangi beserta Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, Kasubbag PRK Bappeda melaksanakan Audiensi dengan 4 Kementrian yaitu : Kementrian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan, dan Kementerianyang berlangsung di 4 Kementrian tersebut. Kesehatan
Dari hasil Audiensi tersebut membuahkan beberapa rekomendasi yang sangat penting untuk pembangunan Kabupaten Banyuwangi kedepan. Salah satunya adalah di bidang kesehatan. Audiensi yang dilaksanakan di Gedung Adyatma Ruang Pertemuan Sesjen Kementerian Kesehatan Jakarta Selatan diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan : dr. Ratna Rosita Hendardji, MPHM, Kepala Biro Hukum dan Organisasi : Prof. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F(K), Sp.KP, Kepala Biro Perencanaan : dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes, Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan : dr. H. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes menghasilkan beberapa point penting dan rekomendasi bidang kesehatan yaitu :
−       Kementerian Kesehatan akan mendukung Program-program kesehatan di Kabupaten Banyuwangi, khususnya yang  inline (selaras) dengan program nasional.
−       Sekjen Kementerian kesehatan optimis bahwa Kabupaten Banyuwangi  sebagai salah satu kabupaten yang berperan dalam pembangunan kesehatan, dan inovasi yang telah dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi bisa menjadi model bagi kementerian kesehatan. Tim Kementerian kesehatan akan berkunjung ke Banyuwangi untuk melihat langsung kondisi sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Bupati Banyuwangi dan Kepala Dinas Kesehatan, khususnya dalam pelayanan anak balita.
−       Kementerian Kesehatan akan memberikan dukungan dalam peningkatan kapasitas RS Blambangan dan RS Genteng melalui pendidikan dokter spesialis. Kedepan diharapkan tenaga spesialis di RS Blambangan dan RS Genteng menjadi lebih memadai dan tipe RS bisa ditingkatkan. Biaya tugas belajar juga akan diberikan kepada perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.
−       Dinas Kesehatan agar melakukan koordinasi dengan RS Blambangan dan RS Genteng dalam rangka pengembangan RS, pengembangan SDM dan pengembangan layanan dengan jaminan kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI merespon positif atas prakarsa Pemerintah Kabupaten Kabupaten Banyuwangi yang telah menyiapkan dana sharing untuk pelayanan kesehatan keluarga miskin yang tidak termasuk dalam kuota Jamkesmas dalam bentuk layanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Banyuwangi dan Jaminan Kesehatan Daerah.
Beberapa program unggulan yang berupa inovasi lokal telah disampaikan oleh Bupati Banyuwangi diantaranya adalah HarGa PAS merupakan akronim dari Harapan Keluarga Peduli Anak Sejak Dini merupakan kegiatan untuk dari Harapan Keluarga Peduli Anak Sejak Dini merupakan kegiatan untuk mencapai target MDG’s 2015.
Dari beberapa rekomendasi tersebut, hal yang paling membanggakan bahwa Kabupaten Banyuwangi  menjadi model bagi kementerian kesehatan karena  Kabupaten Banyuwangi  sebagai salah satu kabupaten yang berperan dalam pembangunan kesehatan, dan inovasi yang telah dilaksanakan menjadi acuan pembangunan kesehatan secara Nasional.
Untuk menindak lanjuti hal tersebut, Tim Kementerian kesehatan akan berkunjung ke Banyuwangi untuk melihat langsung kondisi sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Bupati Banyuwangi dan Kepala Dinas Kesehatan, khususnya dalam pelayanan anak balita. Hal ini membuat Pemerintah Kabupaten Banyuwangi khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi giat berbenah diri meningkatkan program kesehatan dan inovasi kesehatan lebih baik dari yang dicapai sekarang.